Ada hal yang menarik dari latihan Timnas Indonesia di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Rabu (10/11/2021). Pada latihan jelang keberangkatan skuad Garuda untuk menjalani pemusatan latihan (training centre/TC) di Turki itu, pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae yong tampak kurang puas pada cara pemain dalam melakukan teknik dasar mengoper bola. Pada video yang dibagikan akun instagram @pengamatsepakbola, pelatih asal Korea Selatan itu sampai harus memperagakan sendiri cara mengoper bola yang menurutnya baik dan benar.
Diwakili penerjemah, Shin Tae yong terlihat memberikan instruksi agar para pemain Timnas Indonesia untuk 'mengunci' engkel mereka saat mengoper. Hal ini dimaksudkan agar akurasi umpan seorang pemain ke rekannya tetap terjaga. Selain itu, Shin Tae yong juga meminta penggawa skuad Garuda untuk tidak diam setelah mengoper bola.
Pemain harus bergerak, lari mencari ruang setelah memberi operan ke rekan. Setelah passing, bergerak. Satu dua langkah, passing di antara… Passing gerak, passing gerak ,"ucap Shin Tae yong yang ditirukan penerjemah. Jangan diam, pakai engkel juga kalian main. Di lapangan, bagaimana bisa main begitu? (diam setelah passing), " kata Shin Tae yong.
Aksi Shin Tae yong turun langsung memeragakan cara passing yang menurutnya benar itu mengundang reaksi netizen. Akun @pengamatsepakbola menilai, teknik dasar seperti mengoper bola seharusnya sudah dimiliki tiap pemain di level tim nasional. PASSING. Shin Tae Yong merasa Passing pemain Timnas Indonesia masih sering salah. Passing adalah teknik dasar bermain sepakbola.. Seharusnya di level Timnas tidak ada hal seperti ini ," tulis akun itu.
Warganet rata rata juga memberikan penilaian yang sama. Bahkan, ada yang gemas dan menyebut, passing control adalah materi pelajaran dasar di sekolah sepakbola (SSB). Secara umum, ketua umum PSSI, Mochamad Iriawan menilai ada peningkatan pola permainan Timnas Indonesia di bawah ampuan Shin Tae yong. Hal itu tercermin dari hasil laga melawan Australia pada ajang Kualifikasi Piala Asia U 23 2023 beberapa waktu lalu.
Melawan tim kuat berlevel Eropa, Skuad Garuda 'cuma' kalah tipis berselisih satu gol dengan skor 2 3 dan 0 1 dalam dua pertandingan. "Jarang sekali kita kalah tipis melawan Australia, biasanya takluk dengan skor besar misalnya 5 0, dan itu menjadi pertimbangan kami," kata Mochamad Iriawan. Hal lain adalah, sudah naiknya peringkat Indonesia dalam peringkat FIFA dari posisi 175 menjadi peringkat 165.
Iwan Bule, sapaan Mochamad Iriawan, berharap Timnas Indonesia dapat menjalani TC secara baik hingga bisa maksimal dalam dua laga ujicoba di Turki. Diketahui, di Turki, Timnas Indonesia akan menjalani laga ujicoba FIFA Match Day melawan Afganistan (15/11) dan Myanmar (25/11). Laga ujicoba FIFA Match Day ini diharapkan bisa kembali memperbaiki peringkat Timnas Indonesia.
"Tentunya ini diharapkan bisa memperbaiki ranking kita yang kemarin sudah naik ke 165 dari 175," tutur Iwan. Shin Tae yong harus mengalami pembatasan pemanggilan pemain timnas Indonesia seperti yang dialami Alfred Riedl. Shin Tae yong, dipastikan tak bisa memanggil pemain sesuka hati di Piala AFF 2020.
Kompetisi Liga 1 2021/22 akan tetap berlangsung selama gelaran Piala AFF 2020 di Singapura pada Desember mendatang. Shin Tae yong pun dibatasi hanya memanggil paling banyak dua pemain dari tiap klub Liga 1 agar tidak "mengganggu" jalannya kompetisi. Sebelumnya, pemanggilan pemain oleh Shin Tae yong sempat diprotes pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso.
Aji Santoso mengeluhkan keputusan Shin Tae yong yang memanggil enam pemain Persebaya Surabaya sekaligus pada Oktober lalu. Lima pemain Persebaya tersebut yaitu Ernando Ari, Rizky Ridho, Arif Satria, Rachmat Irianto, Marselino Ferdinan, dan Ricky Kambuaya. PT Liga Indonesa Baru (LIB) rupanya mendengar keluhan Persebaya tersebut sehingga mengambil langkah tegas dalam manager meeting, Jumat (5/11/2021).
"Liga 1 jalan terus bersamaan dengan Piala AFF, ketika manager meeting dibahas apakah Liga 1 mau dihentikan atau tidak," ungkap Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita (8/11/2021). "Ternyata, klub sepakat Liga 1 tetap berjalan dengan catatan jumlah pemain dari setiap tim yang bisa ditarik ke tim nasional maksimal dua orang," jelasnya. Pembatasan tersebut bukan pertama kali terjadi bagi timnas Indonesia di ajang Piala AFF.
Tim Garuda juga mengalami pembatasan yang sama pada Piala AFF edisi 2016 saat ditukangi mendiang Alfred Riedl. Saat itu, Piala AFF 2016 memang digelar bersamaan dengan kompetisi Indonesia Soccer Championship 2016. Meski begitu, Alfred Riedl tetap mampu membawa Indonesia berprestasi dengan menembus babak final.
Manahati Lestusen dan kawan kawan dikalahkan oleh Thailand pada babak final dengan skor agregat 3 2. Shin Tae yong sendiri tampak mematuhi pembatasan di atas dengan memanggil maksimal dua pemain dari satu klub. Dari Persebaya misalnya, cuma terdapat dua pemain yang dipanggil, yaitu Rachmat Irianto dan Ricky Kambuaya.
Dengan materi pemain "lokal" yang terbatas, Shin Tae yong akan sangat mengandalkan pemain yang berkarier di luar negeri. Dalam skuat saat ini, terdapat empat pemain luar negeri yang akan bermain di Piala AFF 2020, yaitu Asnawi Mangkualam, Ryuji Utomo, Syahrian Abimanyu, dan Witan Sulaeman. Atas kesepakatan antara klub Liga 1 dan operator kompetisi itu diakui Shin Tae yong berdampak pada kondisi Timnas Indonesia.
Meski begitu, Shin Tae yong mengaku akan tetap menerima kesepakatan tersebut. "Memang hal itu membuat timnas Indonesia dirugikan," kata Shin Tae yong dikutip dari BolaSport.com , Selasa (9/10/2021). "Tapi, menurut saya memang perlu ada perkembangan di liga," imbuhnya.
Menurut Shin Tae yong, ada sisi positif dari tetap bergulirnya Liga 1. Terlebih lagi keputusan tersebut juga sudah menjadi kesepakatan bersama antara PSSI dan klub. Pelatih berusia 52 tahun itu pun mengaku optimistis sepak bola Indonesia akan maju ke depannya.
"Sepak bola di Indonesia akan maju kedepannya," ujar Shin Tae yong. "Jadi, masing masing kami sama sama mengalah demi sepak bola Indonesia. "Memang ada perjanjian dari setiap klub mau lepas dua pemain untuk Piala AFF," sambungnya.